Sabtu, 22 Oktober 2011

ANTARA MENGAGUMI DAN MENGHARAPKANNYA


Ada keterkaitan yang erat antara mengagumi dan mengharapkan.
Kekaguman menghalau segala prasangka negative yang dimiliki yang dikagumi, dan mengharapkannya berarti menafikan bahwa ia adalah yang sempurna dan tanpa cacat. Meskipun terkadang mengagumi berujung pada mengharapkannya, namun tidak semua  kakaguman menimbulkan hasrat untuk mengharapkannya. Sesekali kita terjebak pada dilema yang mbulet ini. Mengagumi orang, budaya, lifestyle, bahkan Negara menarik kita mengharapkan hal yang sama terjadi pada kita. Andai saja orang tersebut bisa bersama kita, andai saja budaya itu ada dikita, andai saja Negara kita semaju Negara itu. Kemudian timbullah harapan dan gerakan untuk menyamakan diri, karena harapan yang begitu besar akan yang dikagumi. Bahkan kadang sampai pada taraf terobsesi. Hmm, kalau sudah begini apapun dilakukan demi kesetaraan atas realita dari pengharapan tadi. Setelah semua terwujud dan kita menemui jalan buntu, barulah kita menyadari jatidiri kita yang sebenarnya bagaimana, atau mungkin masih bertanya-tanya mengapa konsepnya tidak coocok denganku, mengapa peraturan Negara ataupun budayanya tidaklah sebaik yang aku lihat di mereka?
Dimanakah kita? Jatidiri kita? Apakah segala kebaikan patut ditiru? Apakah segala arus kemajuan wajib diikuti?
Sesungguhnya, tanpa mengenal diri kita sebaik mungkin, kita mungkin akan tergiur kema’rufan yang ada pada orang, budaya dan Negara lain. Karenanya kita harus mengenal diri kita sebaik mungkin  maka karenanya kita akan mencapai puncak kebaikan yang memang mampu kita lakukan. Dan Tidak perlu meniru jika tak cocok dengan ke-siapa-an kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOMPATIBILITAS SISTEM DEMOKRASI DI INDONESIA DENGAN TEKS AL-QUR’AN

Oleh : Lutfiyatun Nakiyah PENDAHULUAN A.   Latar Belakang Sistem politik pemerintahan berkembang demikian pesatnya dari masa...