PEMBAHASAN
KITAB SUCI
SEBAGAI PETUNJUK
A.
Kitab-kitab
Suci menurut al-Qur’an
Al-Qur’an ialah sebuah kitab petunjuk bagi
umat Islam yang diturunkan kepada Rasul terakhir yaitu Muhammad SAW melalui
Jibril secara berangsur-angsur yakni sekitar 23 tahun dimasa kerasulannya.
Meski al-Qur’an merupakan kitab orang Muslim, pedoman itu tidak hanya ditujukan
kepada kaum Muslim, namun juga bagi seluruh umat manusia. Didalamnya memuat
tuntunan berkeyakinan / aqidah, syari’ah, akhlak, kisah-kisah Nabi dan Umat
tedahulu termasuk kitab-kitabnya.
Setidaknya ada 4 kitab suci yang tertulis
dalam al-Qur’an. Zabur yang dimiliki Nabi Daud a.s, Taurat oleh Nabi Musa a.s,
Injil oleh Nabi Isa a.s dan yang terakhir al-Qur’an sendiri yang diamanahkan
penyampaiannya kepada Nabi Muhammad SAW. Berikut kutipan ayat (An-Nisa’: 163)
yang menegaskan kitab Zabur:
!$¯RÎ)
!$uZøym÷rr&
y7øs9Î)
!$yJx.
!$uZøym÷rr&
4n<Î)
8yqçR
z`¿ÍhÎ;¨Z9$#ur
.`ÏB
¾ÍnÏ÷èt/
4 !$uZøym÷rr&ur
#n<Î)
zOÏdºtö/Î)
@Ïè»yJóÎ)ur
t,»ysóÎ)ur
z>qà)÷ètur
ÅÞ$t6óF{$#ur
4Ó|¤Ïãur
z>qr&ur
}§çRqãur
tbrã»ydur
z`»uKøn=ßur
4 $oY÷s?#uäur
y¼ãr#y
#Yqç/y
ÇÊÏÌÈ
163.
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu
kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang
kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il,
Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. dan Kami
berikan Zabur kepada Daud.
Dalam satu riwayat dikemukakan bahwa Adi
bin Zaid berkata: “Kami tidak mendapat keterangan apakah Allah menurunkan
sesuatu kepada siapapun sesudah Musa”. Maka turunlah ayat diatas sebagai
peringatan atas pernyataan tersebut.[1]
Zabur (bahasa Arab:
زبور) disamakan oleh sebagian ulama dengan Mazmur, yang
menurut Islam,
adalah salah satu kitab suci yang diturunkan sebelum Al-Qur'an
(selain Taurat
dan Injil).
Istilah zabur adalah persamaan
dengan istilah Ibrani zimra, bermaksud "lagu,
musik." Ia, bersama dengan zamir ("lagu") dan mizmor
("mazmur" atau psalm), merupakan derivasi zamar,
artinya "nyanyi, nyannyikan pujian, buatkan musik."
Menurut Al-Qur’an, zabur
adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada utusan Allah
yang bernama Nabi Daud. Didalamnya memuat petunjuk yang mencakup syariat dan juga mau’idzah dan
hikmah-hikmah bagi umat Nabi Daud as. Nabi Daud a.s wafat 1626 sebelum hijrah. Beliau dianugrahi kitab Zabur
yang dari segi bahasa berarti tulisan.
Ayat diatas ketika menguraikan tentang Daud a.s, menggunakan kata Kami telah
menganurahkan, bukan Kami telah mewahyukan, sebagaimana terhadap nabi-nabi
yang disebut sebelum beliau. Ini mengisyaratkan bahwa kitab suci tersebut
adalah diwahyukan kepada beliau dalam bentuk kitab.[2]
Persamaan antara wahyu yang diterima oleh
Nabi Muhammad SAW dan yang diterima Nabi-Nabi sebelumnya adalah dari segi
persamaan sumber dan penerimaan informasi bukan mutlak persamaan dalam cara
penerimaannya.
Ayat ini dapat dinilai sebagai bantahan kepada
kaum Yahudi yang enggan percaya kepada Nabi Muhammad SAW., kecuali jika Allah
menurunkan kitab suci dari langit yang mereka lihat sendiri turunnya serta
ditujukan secara khusus kepada mereka. Penggunaan kata ان
pada awal ayat ini menunjukkan bahwa informasi yang dikandung oleh ayat ini
sangat penting. Wahyu dari segi bahasa disini adalah isyarat yang cepat guna
menyampaikan informasi. Wahyu merupakan anugrah yang dikehendaki Allah SWT
kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Manusia tidak punya peranan meraihnya.[3]
Kitab selanjutnya yang juga disebutkan dalm
al-Qur’an yakni Taurat dan Injil sebagiamana pada surat Ali Imran ayat 3 dan 48
sebagai berikut :
tA¨tR
øn=tã
|=»tGÅ3ø9$#
Èd,ysø9$$Î/
$]%Ïd|ÁãB
$yJÏj9
tû÷üt/
Ïm÷yt
tAtRr&ur
sp1uöqG9$#
@ÅgUM}$#ur
ÇÌÈ
3.
Dia menurunkan Al kitab (Al Quran) kepadamu
dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan
menurunkan Taurat dan Injil,
çmßJÏk=yèãur
|=»tGÅ3ø9$#
spyJò6Ïtø:$#ur
sp1uöqG9$#ur
@ÅgUM}$#ur
ÇÍÑÈ
48.
dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al
Kitab[196], hikmah, Taurat dan Injil.
[196] Al kitab
di sini ada yang menafsirkan dengan pelajaran menulis, dan ada pula yang
menafsirkannya dengan Kitab-Kitab yang diturunkan Allah sebelumnya selain
Taurat dan Injil.
Dalam keterangan Asbab an-nuzul mengenai ayat
1-80 lebih dari surat Ali Imran, ayat-ayat tersebut merupakan penjelasan yang
diberikan kepada Nabi SAW atas kedatangan kaum Nashara yang mempersoalkan Nabi
Isa as. yakni kaum Nashara menganggap Nabi Isa as. lebih mulia daripada Nabi
Muhammad SAW.. Karenanya mereka tidak mempercayai Nabi Muhammad sebagai Rasul.[4]
At-Taurat: kata ini
berasal dari bahasa Ibrani , artinya syari’at. Menurut orang Yahudi Taurat itu
terdiri dari lima kitab. Mereka mengatakan bahwa penulisnya adalah Nabi Musa,
yakni : Kitab kejadian, Kitab Keluaran, Kitab Lawiyin, Kitab Bilangan, dan
Kitab Tasniyatul ‘Isytira’. Sedang kaum Nasrani menamakan seluruhnya sebagai
Perjanjian Lama, yang isinya ialah kitab-kitab para Nabi, sejarah para penguasa
dan raja-raja Bani Israil sebelum Isa Al-Masih. Orang-orang Nasrani juga
menamakannya sebagai Kitab Perjanjian Baru, yang terhimpun menjadi satu yang
disebut Injil.[5]
Sedang Taurat
menurut Al-Qur’an ialah apa yang diturunkan kepada Nabi Musa agar
disampaikan kepada umatnya.
Al- Injil : berasal
dari kata Yunani, artinya pengajaran baru atau berita gembira. Menurut kaum
Nasrani, empat kitab yang terhimpun menjadi keempat bagian Injil. Memuat
ringkas perjalanan hidup Nabi Isa al-Masih, dan sedikit sejarah serta ajaran-ajarannya. Tetapi tidak ada satu
sanad pun yang brsambung sampai ke Nabi Isa. Mreka berbedda pendapat mengenai
sejarah penulisnya, sehingga banyak pendapat dan simpang siur. Kitab perjanjian
Baru dimksudkan dengan kitab-kitab tersebut, yang disertai hasil penyamaan par hawary
dan risalah Paulus, Petrus, Yuhana, Matius, dan lain sebagainya.
Sedangkan Injil
menurut Al-Qur’an ialah apa yang diwahyukan oleh Allah kepada Rasul-Nya,
yakni Isa, yang didalamnya terkandung berita gembira mengenai kedatangan Nabi
Muhammad. Dan Nabi Muhammadlah yang kelak menyempurnakan syariat dan hukum yang
dibawa Nabi Isa as.[6]
Kitab yang keempat
adalah al-Qur’an sendiri. Al-Qur’an kitab terakhir yang k=juga menasajkh
syariat-syariat sebelum al-Qur’an. Didalamnya memuat Tauhid, syariat, kisah
rasul sebelumnya, hikmah, mau’idzah, keilmuan dan tuntunan segala aspek
kehhidupan manusia. Al-Qur’an diturunkan kepada Rasul terakhir yang juga telah
disebut di kitab-kitab sebelumnya, yaitu Muhammad bin Abdullah. Al-Qur’an turun
secara berangsur-angsur selama ±23 tahun.
B.
Fungsi Kitab
Suci menurut al-Qur’an
Setelah al-Qur’an menginformasikan setidaknya ada 4 kitab suci yang
di turunkan Allah kepada manusia melalui utusan-utusan-Nya, selanjutnya
bagaimana sebenarnya fungsi dari kitab-kitab tersebut. Diantara fungsi yang jelas
dan diterangkan pada ayat lain ialah fungsi kitab suci sebagai petunjuk.
Petunjuk pada kebenaran tunggal dari mana ia berasal. Petunjuk tentang
kebenaran ke-Esaan Allah dan juga kebenaran pada tuntunan hidup agar manusia
tidak tersesat, sia-sia, menyesal maupun merugi.
Karenanya pada setiap Umat tidaklah
sama syariat atau ajaran yang dibawa para utusan kendati berasal dari sumber
yang satu. Berikut adalah ayat yang menjelaskan secara global kandungan dari
kitab Taurat dan Injil (al-Ma’idah: 44)
!$¯RÎ)
$uZø9tRr&
sp1uöqG9$#
$pkÏù
Wèd
ÖqçRur
4 ãNä3øts
$pkÍ5
cqÎ;¨Y9$#
tûïÏ%©!$#
(#qßJn=ór&
tûïÏ%©#Ï9
(#rß$yd
tbqÏY»/§9$#ur
â$t6ômF{$#ur
$yJÎ/
(#qÝàÏÿósçGó$#
`ÏB
É=»tFÏ.
«!$#
(#qçR%2ur
Ïmøn=tã
uä!#ypkà
4 ....