Sabtu, 15 Oktober 2011

KitaB suCi seBagai peTunjuk


PEMBAHASAN
KITAB SUCI SEBAGAI PETUNJUK

A.    Kitab-kitab Suci menurut al-Qur’an
Al-Qur’an ialah sebuah kitab petunjuk bagi umat Islam yang diturunkan kepada Rasul terakhir yaitu Muhammad SAW melalui Jibril secara berangsur-angsur yakni sekitar 23 tahun dimasa kerasulannya. Meski al-Qur’an merupakan kitab orang Muslim, pedoman itu tidak hanya ditujukan kepada kaum Muslim, namun juga bagi seluruh umat manusia. Didalamnya memuat tuntunan berkeyakinan / aqidah, syari’ah, akhlak, kisah-kisah Nabi dan Umat tedahulu termasuk kitab-kitabnya.
Setidaknya ada 4 kitab suci yang tertulis dalam al-Qur’an. Zabur yang dimiliki Nabi Daud a.s, Taurat oleh Nabi Musa a.s, Injil oleh Nabi Isa a.s dan yang terakhir al-Qur’an sendiri yang diamanahkan penyampaiannya kepada Nabi Muhammad SAW. Berikut kutipan ayat (An-Nisa’: 163) yang menegaskan kitab Zabur:

!$¯RÎ) !$uZøym÷rr& y7øs9Î) !$yJx. !$uZøym÷rr& 4n<Î) 8yqçR z`¿ÍhÎ;¨Z9$#ur .`ÏB ¾ÍnÏ÷èt/ 4 !$uZøŠym÷rr&ur #n<Î) zOŠÏdºtö/Î) Ÿ@ŠÏè»yJóÎ)ur t,»ysóÎ)ur z>qà)÷ètƒur ÅÞ$t6óF{$#ur 4Ó|¤ŠÏãur z>qƒr&ur }§çRqãƒur tbr㍻ydur z`»uKøn=ßur 4 $oY÷s?#uäur yŠ¼ãr#yŠ #Yqç/y ÇÊÏÌÈ  
163. Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. dan Kami berikan Zabur kepada Daud.

Dalam satu riwayat dikemukakan bahwa Adi bin Zaid berkata: “Kami tidak mendapat keterangan apakah Allah menurunkan sesuatu kepada siapapun sesudah Musa”. Maka turunlah ayat diatas sebagai peringatan atas pernyataan tersebut.[1]
Zabur (bahasa Arab: زبور) disamakan oleh sebagian ulama dengan Mazmur, yang menurut Islam, adalah salah satu kitab suci yang diturunkan sebelum Al-Qur'an (selain Taurat dan Injil).
Istilah zabur adalah persamaan dengan istilah Ibrani zimra, bermaksud "lagu, musik." Ia, bersama dengan zamir ("lagu") dan mizmor ("mazmur" atau psalm), merupakan derivasi zamar, artinya "nyanyi, nyannyikan pujian, buatkan musik."
Menurut Al-Qur’an, zabur adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada utusan Allah  yang bernama Nabi Daud. Didalamnya memuat petunjuk yang mencakup syariat dan juga mau’idzah dan hikmah-hikmah bagi  umat Nabi Daud as. Nabi Daud a.s wafat 1626 sebelum hijrah. Beliau dianugrahi kitab Zabur yang dari segi bahasa berarti tulisan.
Ayat diatas ketika menguraikan tentang  Daud a.s, menggunakan kata Kami telah menganurahkan, bukan Kami telah mewahyukan, sebagaimana terhadap nabi-nabi yang disebut sebelum beliau. Ini mengisyaratkan bahwa kitab suci tersebut adalah diwahyukan kepada beliau dalam bentuk kitab.[2]
Persamaan antara wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW dan yang diterima Nabi-Nabi sebelumnya adalah dari segi persamaan sumber dan penerimaan informasi bukan mutlak persamaan dalam cara penerimaannya.
Ayat ini dapat dinilai sebagai bantahan kepada kaum Yahudi yang enggan percaya kepada Nabi Muhammad SAW., kecuali jika Allah menurunkan kitab suci dari langit yang mereka lihat sendiri turunnya serta ditujukan secara khusus kepada mereka. Penggunaan kata ان pada awal ayat ini menunjukkan bahwa informasi yang dikandung oleh ayat ini sangat penting. Wahyu dari segi bahasa disini adalah isyarat yang cepat guna menyampaikan informasi. Wahyu merupakan anugrah yang dikehendaki Allah SWT kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Manusia tidak punya peranan meraihnya.[3]
Kitab selanjutnya yang juga disebutkan dalm al-Qur’an yakni Taurat dan Injil sebagiamana pada surat Ali Imran ayat 3 dan 48 sebagai berikut :

tA¨tR šøn=tã |=»tGÅ3ø9$# Èd,ysø9$$Î/ $]%Ïd|ÁãB $yJÏj9 tû÷üt/ Ïm÷ƒytƒ tAtRr&ur sp1uöq­G9$# Ÿ@ÅgUM}$#ur ÇÌÈ  
3. Dia menurunkan Al kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil,

çmßJÏk=yèãƒur |=»tGÅ3ø9$# spyJò6Ïtø:$#ur sp1uöq­G9$#ur Ÿ@ÅgUM}$#ur ÇÍÑÈ  
48. dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab[196], hikmah, Taurat dan Injil.

[196] Al kitab di sini ada yang menafsirkan dengan pelajaran menulis, dan ada pula yang menafsirkannya dengan Kitab-Kitab yang diturunkan Allah sebelumnya selain Taurat dan Injil.
Dalam keterangan Asbab an-nuzul mengenai ayat 1-80 lebih dari surat Ali Imran, ayat-ayat tersebut merupakan penjelasan yang diberikan kepada Nabi SAW atas kedatangan kaum Nashara yang mempersoalkan Nabi Isa as. yakni kaum Nashara menganggap Nabi Isa as. lebih mulia daripada Nabi Muhammad SAW.. Karenanya mereka tidak mempercayai Nabi Muhammad sebagai Rasul.[4]
            At-Taurat: kata ini berasal dari bahasa Ibrani , artinya syari’at. Menurut orang Yahudi Taurat itu terdiri dari lima kitab. Mereka mengatakan bahwa penulisnya adalah Nabi Musa, yakni : Kitab kejadian, Kitab Keluaran, Kitab Lawiyin, Kitab Bilangan, dan Kitab Tasniyatul ‘Isytira’. Sedang kaum Nasrani menamakan seluruhnya sebagai Perjanjian Lama, yang isinya ialah kitab-kitab para Nabi, sejarah para penguasa dan raja-raja Bani Israil sebelum Isa Al-Masih. Orang-orang Nasrani juga menamakannya sebagai Kitab Perjanjian Baru, yang terhimpun menjadi satu yang disebut Injil.[5]
            Sedang Taurat menurut Al-Qur’an ialah apa yang diturunkan kepada Nabi Musa agar disampaikan kepada umatnya.
            Al- Injil : berasal dari kata Yunani, artinya pengajaran baru atau berita gembira. Menurut kaum Nasrani, empat kitab yang terhimpun menjadi keempat bagian Injil. Memuat ringkas perjalanan hidup Nabi Isa al-Masih, dan sedikit sejarah  serta ajaran-ajarannya. Tetapi tidak ada satu sanad pun yang brsambung sampai ke Nabi Isa. Mreka berbedda pendapat mengenai sejarah penulisnya, sehingga banyak pendapat dan simpang siur. Kitab perjanjian Baru dimksudkan dengan kitab-kitab tersebut, yang disertai hasil penyamaan par hawary dan risalah Paulus, Petrus, Yuhana, Matius, dan lain sebagainya.
            Sedangkan Injil menurut Al-Qur’an ialah apa yang diwahyukan oleh Allah kepada Rasul-Nya, yakni Isa, yang didalamnya terkandung berita gembira mengenai kedatangan Nabi Muhammad. Dan Nabi Muhammadlah yang kelak menyempurnakan syariat dan hukum yang dibawa Nabi Isa as.[6]
            Kitab yang keempat adalah al-Qur’an sendiri. Al-Qur’an kitab terakhir yang k=juga menasajkh syariat-syariat sebelum al-Qur’an. Didalamnya memuat Tauhid, syariat, kisah rasul sebelumnya, hikmah, mau’idzah, keilmuan dan tuntunan segala aspek kehhidupan manusia. Al-Qur’an diturunkan kepada Rasul terakhir yang juga telah disebut di kitab-kitab sebelumnya, yaitu Muhammad bin Abdullah. Al-Qur’an turun secara berangsur-angsur selama ±23 tahun.

B.     Fungsi Kitab Suci menurut al-Qur’an

Setelah al-Qur’an menginformasikan setidaknya ada 4 kitab suci yang di turunkan Allah kepada manusia melalui utusan-utusan-Nya, selanjutnya bagaimana sebenarnya fungsi dari kitab-kitab tersebut. Diantara fungsi yang jelas dan diterangkan pada ayat lain ialah fungsi kitab suci sebagai petunjuk. Petunjuk pada kebenaran tunggal dari mana ia berasal. Petunjuk tentang kebenaran ke-Esaan Allah dan juga kebenaran pada tuntunan hidup agar manusia tidak tersesat, sia-sia, menyesal maupun merugi.
            Karenanya pada setiap Umat tidaklah sama syariat atau ajaran yang dibawa para utusan kendati berasal dari sumber yang satu. Berikut adalah ayat yang menjelaskan secara global kandungan dari kitab Taurat dan Injil (al-Ma’idah: 44)

!$¯RÎ) $uZø9tRr& sp1uöq­G9$# $pkŽÏù Wèd ÖqçRur 4 ãNä3øts $pkÍ5 šcqŠÎ;¨Y9$# tûïÏ%©!$# (#qßJn=ór& tûïÏ%©#Ï9 (#rߊ$yd tbqŠÏY»­/§9$#ur â$t6ômF{$#ur $yJÎ/ (#qÝàÏÿósçGó$# `ÏB É=»tFÏ. «!$# (#qçR%Ÿ2ur Ïmøn=tã uä!#ypkà­ 4 ....

KOMPATIBILITAS SISTEM DEMOKRASI DI INDONESIA DENGAN TEKS AL-QUR’AN

Oleh : Lutfiyatun Nakiyah PENDAHULUAN A.   Latar Belakang Sistem politik pemerintahan berkembang demikian pesatnya dari masa...